Perubahan iklim yang ekstrim menjadi salah satu tantangan yang berdampak pada kelancaran operasional. Oleh sebab itu, kami menghadapi tantangan perubahan iklim dengan cara menjalankan aktivitas dekarbonisasi yang optimal. Aktivitas Dekarbonisasi mencakup inisiatif pengurangan dan efisiensi energi dengan tujuan mereduksi emisi, inisiatif reduksi emisi lainnya melalui praktik pertambangan yang ramah lingkungan, serta produksi bertanggung jawab untuk mengurangi limbah.
Kebijakan dan Roadmap Dekarbonisasi [EM-MM-110a.2]
Kebijakan dekarbonisasi diterapkan untuk mendukung Pilar Environment & Climate Change melalui serangkaian kegiatan maupun inisiatif yang bertujuan untuk mereduksi emisi. Di tahun 2023 ini, kami tengah menyiapkan peta jalan (roadmap) dekarbonisasi menuju net zero emission 2060 yang dirancang untuk mencapai target penurunan emisi hingga 36 tahun ke depan. Melalui pelaksanaan dekarbonisasi ini, PT TIMAH Tbk akan berkontribusi pada pencapaian target karbon netral yang dicanangkan oleh pemerintah. Berdasarkan hasil asesmen risiko, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan peta jalan ini biaya yang besar dan perubahan regulasi. Dalam rangka mencapai net zero emission pada tahun 2060, kami memiliki target reduksi emisi yang ingin dicapai setiap tahunnya. Pada tahun 2023, kami memiliki target reduksi setiap bulannya yaitu 2% terhadap Business as Usual (BAU). Secara keseluruhan, kami mencatat bahwa penurunan emisi pada tahun 2023 yaitu 2,03%.
Upaya Kami dalam Mencapai Ketahanan Iklim [201-2]
Risiko iklim telah menjadi salah satu risiko global yang perlu ditangani. Kami telah melakukan analisis risiko terkait iklim, baik fisik maupun transisi yang akan berdampak pada kegiatan usaha Perseroan. Beberapa upaya mitigasi terhadap risiko fisik terkait iklim, di antaranya:
Untuk mencapai target-target penurunan emisi GRK hingga mampu mencapai karbon netral memerlukan waktu yang cukup panjang. Maka dari itu, selain melakukan tindakan mitigasi risiko terkait iklim, Perseroan juga mengoptimalkan peluang-peluang yang ada untuk mendukung aktivitas dekarbonisasi, di antaranya:
Mengoptimalkan Efisiensi Energi [302-1, 302-4][EM-MM-130a.1]
Untuk mendukung proses dekarbonisasi, kami menjalankan inisiatif-inisiatif pengurangan konsumsi energi hingga menggunakan sumber energi terbarukan. Sumber energi yang kami gunakan yakni dari biodiesel (B30) sebanyak 78,5%, marine fuel oil (MFO) sebanyak 9,0%, listrik (PLN) sebanyak 7,3% dan 5,2% lainnya adalah coal. Energi terbarukan yang kami gunakan yaitu solar cell dan energi alternatif yang kami gunakan yaitu biodiesel (B30), yang akan berkontribusi dalam pengurangan emisi GRK. Pengelolaan energi mengacu pada standar ISO 50001 Sistem Manajemen Energi dan Peraturan Pemerintah No. 70 tentang Konservasi Energi. Penerapan sistem manajemen energi untuk meningkatkan efisiensi energi mencakup kegiatan menunjuk manajer energi yang bersertifikasi; menyusun program konservasi energi; melaksanakan audit energi secara berkala oleh auditor bersertifikat; melaksanakan hasil audit energi; dan melaporkan pelaksanaan konservasi energi kepada pemerintah setiap tahun. Metode yang digunakan dalam perhitungan efisiensi energi yaitu UNFCCC - GHG Emi ssi ons I nvent or y Gui del i nes (I PCC 2006) dan WBCSD/ WRI (World Business Council for Sustainable Development / World Resource Institute) - GHG Protocol for Corporate Accounting dengan mengikuti format pelaporan energi tahunan dari Ditjen EBTKE yang dilaporkan sebelum tanggal 1 April setiap tahunnya. Perhitungan efisiensi energi dilakukan berdasarkan baseline tahun 2010.
Konsumsi Energi
Dalam laporan ini, kami menginformasikan penggunaan energi di dalam dan di luar Perseroan. Penghitungan dilakukan menggunakan metode pelaporan berdasarkan jenis sumber energi mengacu pada kebijakan Kementerian ESDM. Pada tahun 2023, jumlah volume energi yang dikonsumsi sebesar 1.844.872 GJ.
Penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) [302-1, 302-4][EM-MM-130a.1]
Sumber EBT yang kami gunakan yaitu Biosolar (B30) sebagai sumber energi utama yang mencapai 80% dari jumlah penggunaan energi operasional. Kami juga memanfaatkan energi dari Solar PV On-grid yang telah dipasang di lokasi Kampoeng Reklamasi Air Jangkang di Bangka, Kampong Reklamasi Selinsing di Belitung Timur. Pemakaian energi terbarukan dari Biosolar sebesar 1.448.063 GJ dan penggunaan energi surya sebesar 82,94 GJ.
Intensitas Energi [302-3]
Intensitas energi diukur sebagai jumlah energi yang diperlukan, baik dari konsumsi listrik maupun penggunaan bahan bakar untuk menghasilkan satu ton produk. Penghitungan tidak menyertakan penggunaan energi di luar lingkup Perseroan. Nilai intensitas energi tahun 2023 mencapai 120,27 GJ/ton.
Perhitungan dan Reduksi Emisi GRK [305-1, 305-2, 305-3]
Dukungan kami terhadap pencapaian karbon netral (net zero emission) diwujudkan dengan menjalankan dekarbonisasi. Salah satu upayanya yaitu melalui reduksi emisi GRK dari kegiatan operasional. Sumber utama emisi dari kegiatan operasional kami berasal dari penggunaan peralatan tambang yang menggunakan bahan bakar fosil seperti solar dan bensin serta dari instalasi pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar diesel sehingga menghasilkan emisi GRK dan emisi lainnya. Selama ini kami telah melakukan perhitungan emisi GRK dengan memperhitungkan jumlah emisi dari berbagai sumber, termasuk transportasi, kegiatan industri, dan sektor energi. Gas yang termasuk dalam perhitungan yaitu CO2, CH4, N2O, HFC, PFC, SF,NF. Metode perhitungan emisi GRK yang diterapkan adalah berdasarkan pada standar IPCC 2006. Proses perhitungan emisi GRK memiliki signifikansi dalam upaya mitigasi perubahan iklim serta mendukung target pemerintah mencapai karbon netral. Pendekatan konsolidasi terkait data emisi yaitu berdasarkan porsi ekuitas. [305-1, 305-2, 305-3, 305- 4, 305- 5, 305- 6, 305-7]
Perhitungan emisi GRK scope 1 mencakup kegiatan produksi dan konsumsi bahan bakar minyak (BBM), sedangkan scope 2 melibatkan pemakaian listrik. Hasil perhitungan emisi GRK diungkapkan dalam jumlah ton CO2 setara (COeq). Penghitungan ini didasarkan pada metode neraca konsumsi energi dari bahan bakar fosil dan gas yang memiliki dampak efek rumah kaca. Kami menggunakan baseline tahun 2019 dengan alasan berdasar kepada kesepakatan bersama dengan Holding (MIND ID) dan jumlah emisi GRK sebesar 171.000 ton CO2, ser ta menggunakan indeks Global Warming Potential (GWP) = 1. [305-1, 305-2, 305-3, 305- 5]
Emisi GRK scope 3, salah satunya berasal dari perjalanan bisnis yang dilakukan oleh Direksi dan Dewan Komisaris dihitung menggunakan konversi yang dapat diakses melalui https://www.airmilescalculator.com. [305-3]
Selama tahun 2023, Perseroan telah melakukan berbagai inisiatif untuk mereduksi emisi GRK di antaranya implementasi penggunaan Biosolar (B35), substitusi energi fossil ke EBT, rekondisi (OH) dan pengadaan engine baru di Kapal Transportasi Laut, Sistem Monitoring BBM di KIP wilayah UPLB (5 KIP), overhaul engine utama KK dan KIP Timah di wilayah UPLB & UPK (3 KK dan 12 KIP), dan modifikasi Sistem Pembuangan Tanah atas KIP di wilayah Operasi UPLB (6 unit KIP). Hasil perhitungan absolut dari reduksi emisi GRK di tahun 2023 adalah 37.399 ton CO2eq, angka tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. [305-5]
Intensitas Emisi [305- 4]
Intensitas emisi GRK yang disajikan dalam laporan ini hanya mencakup emisi GRK scope 1, 2 dan 3. Hasil perhitungan intensitas emisi GRK tahun 2023 yaitu 8,48 CO 2 eq / ton.
Pengendalian Emisi Lainnya (Non-GRK) dan Pengendalian Kualitas Udara [ 305 -7] [ EM- MM-120a.1]
Secara berkala, Perseroan menguji emisi lain yang berasal dari sumber emisi tidak bergerak. Pengujian ini mencakup beberapa parameter seperti Partikulat, SO2, NOX, HCI , NH3, Pb, Sn, CO, dan TVOC. Sumber emisi ini berasal baik dari peralatan pendukung (Wheel Loader, Forklift, Truk, Tronton) maupun dari cerobong yang terkait dengan kegiatan PLTD. Sumber faktor emisi yang digunakan yaitu IPCC 2006. [305-7]
Untuk mengelola emisi non-GRK yang keluar dari cerobong, Perseroan telah memasang Filter Bag sebagai fasilitas pengendali pencemar udara. Hal ini bertujuan agar emisi yang dilepaskan dapat memenuhi standar Baku Mutu Emisi (BME) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Inisiatif lain yang diambil untuk mengurangi emisi lainnya yaitu meningkatkan efisiensi penggunaan genset, pemeliharaan rutin genset dan elektrifikasi kebutuhan listrik ke baghouse. Kami memastikan bahwa emisi-emisi gas lainnya tersebut telah sesuai dengan ketentuan baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan.
Emisi Mengandung Substansi Penipis Ozon (ODS) [305- 6]
Kami berupaya untuk mengurangi emisi yang mengandung substansi penipis ozon dari pengoperasian peralatan maupun pemakaian bahan zat-zat merusak lapisan ozon. Upaya kami yaitu dengan secara bertahap mengganti refrigeran yang menggunakan chlorofluorocarbon (CFC) dan peralatan lainnya yang mengandung klorin, fluoro, dan karbon, menjadi menggunakan bahan hidrokarbon yang lebih ramah lingkungan. Sumber faktor emisi yang digunakan menggunakan link https://exceloplossing.nl/refrigerantco2-equivalent-calculator. [305-6]